Dalam sebuah
kesempatan Joshua mendapat kesempatan menjadi ketua dalam sebuah acara event di
gerejanya, bahwa akan mengadakan bakti sosial yang bertemakan “ berbagi nasi”. Tujuan bakti sosial
ini adalah membantu mereka yang sehari-harinya saja susah untuk makan. Tentunya
kesempatan ini tidak dilewatkan oleh Joshua dan kedua temannya yaitu Grace dan Hari. Hasilnya banyak orang terbantu oleh event ini. Anak-anak jalanan khususnya mendapat nasi untuk mengisi perut mereka.
Namun, Grace dan
Hari mempunyai tujuan yang berbeda. Mendapatkan sesuatu pujian adalah tujuan
mereka dalam event ini. Mereka gila akan pujian orang lain. Karena mereka tidak
tulus dalam memberi, maka Joshua memberikan nasehat kepada mereka bahwa, “ Saat tangan kananmu memberi, sembunyikan tangan kirimu”. Cerita ini berpesan bahwa saat tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh tahu. Kita dituntut untuk memberi dengan hati yang murni.
Banyak kisah yang berbicara tentang kemurahan hati.
1. Kisah janda miskin di Sarfat dalam perjanjian lama. Janda miskin itu memberi makan Elia dalam kekurangannya. ( 1 Raja – Raja 17:7-24 ).
Ketika Elia
mengalami kemarau panjang di Sarfat, ia bertemu dengan seorang janda miskin.
Ketika ia meminta roti kepada sang janda, “ perempuan itu menjawab : “
Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun,
kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan
sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati,” ( 1 raja-raja 17:12).
2. Dalam perjanjian baru, alkitab bercerita tentang seorang
janda yang memberikan persembahan dari kekurangannya. Janda ini hanya memberikan
dua peser saja ke dalam peti, sedangkan orang-orang kaya yang mungkin memasukkan aplop besar. Tetapi
ternyata jumlah kecil itu mendapat reaksi sangat positif dari Yesus. "Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu." (Lukas 21:3). Mengapa bisa demikian? "Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya." (ay 4).
Kenapa harus bermurah hati ? Karena Allah
yang kita sembah adalah Bapa yang murah hati. Lukas 6:36 berkata : “ Hendaklah kamu murah hati, sama seperti
Bapamu adalah murah hati “ Berbicara
tentang hati, sudah jelas pasti berhubungan dengan sikap hati. Bagaimana sikap
hatinya dalam memberi? Berbicara tentang persembahan, Tuhan tidak pernah
seberapa besar persembahan anda, tetapi sikap hati. Pada dasarnya manusia
memiliki ego yang tinggi. Namun, sebagai manusia yang sudah dilahirkan baru sepatutnyalah
manusia lama di buang jauh-jauh. Berbuat
baik memang penting, namun jauh lebih penting adalah tujuannya. Jika
berbuat baik hanya untuk mendapatkan pujian semata, sia-sialah perbuatan baik kita. Maka dari itu, dalam melakukan sesuatu kita harus bisa menentukan tujuan terlebih dahulu. Tujuan adalah hal yang utama.
Tujuan yang
positif akan membawa kita kepada tuaian yang sempurna. Apa yang kita tabur, itu
yang kita tuai. Banyak orang harus belajar untuk melakukan sesuatu hal dengan
hati yang tulus. Tidak mudah memang. Hati yang tulus lahir dari setiap Kasih Kristus yang
lahir dalam hati anda. Ada satu lagi firmanNya yang berkata : “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia” (Kolose 3:23)
Kali ini anda
diajak untuk lebih memurnikan hati, memurnikan tujuan kita, dan untuk siapa melakukannya.
Tiga hal ini menjadi satu paket dalam melakukan sesuatu. Dengan paket ini, maka
anda tidak akan merasa kecewa untuk melakukan apapun, karena kita melakukannya
seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia.
Kepada siapa anda dapat bermurah hati ? Anda dapat bermurah hati kepada siapa saja. Tak
peduli orang kaya atau orang miskin. Kapan
dan dimana anda dapat bermurah hati ? Anda dapat bermurah hati dimana saja
dan kapan saja. Ingat, waktu hidup di bumi ini tidak panjang. Gunakanlah waktu untuk melakukan hal yang baik.